Senin, 11 November 2013

Laporan ekstraksi lemak kasar menggunakan soxhlet extractor

EKSTRAKSI LEMAK KASAR MENGGUNAKAN SOXHLET EXTRACTOR
08 Februari 2013

  1. Tujuan
1.       Siswa dapat mengetahui metode menentukan kadar lemak
2.     Siswa dapat mengetahui cara menentukan kadar lemak secara ekstraksi

  1. Dasar Teori
Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998).
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih 1997).
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang (Nielsen 1998).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju  labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).

Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif (Lucas dan David 1949).

Pelarut n-Heksana
n-Heksana adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal heksana tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah terbakar dan uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada industri sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai. Pelarut ini juga digunakan sebagai agen pembersih pada percetakan, tekstil, furniture, dan industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan  n-heksana yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan menguap ke udara (U.S. Department of Health and Human Services 1999).















  1. Alat dan Bahan
Alat:
·      Corong pisah
·      Gelas kimia
·      Labu dasar bulat
·      Labu Erlenmeyer 250 ml
·      Lumpang dan alu
·      Neraca analitik
·      Oven
·      Pendingin balik / kondensor
·      Pemanas listrik
·      Spatula
·      Statif dan klem
·      Termometer
·      Kapas dan benang bebas lemak
·      Kertas saring whatman no. 4
Bahan:
·        N-heksane
·        Sampel


D.   Prosedur dan Pengamatan
Cara Kerja
Pengamatan
Mekanisme analisis lemak cara soxhlet:
1. Sampel dihaluskan, ditimbang 5-10 gram, dibungkus dalam thimble dan ditutup masing-masing ujung dengan kapas. Diikat dengan tali.

Sampel : kemiri
Sifat fisik sampel : padatan, keras, berwarna agak kuning. Sampel ditumbuk (dihaluskan).
Sampel
I
Gram
5,0600 g
2. Labu kosong diisi batu didih (untuk meratakan panas). Dikeringkan dan didinginkan, diisi dengan pelarut sebanyak 175 ml.
N-heksana : larutan, tidak berwarna
Penimbangan labu kosong
176,6823 gram
3. Thimble berisi sampel dimasukkan kedalam soxhlet, disambungkan dengan labu. Ditempatkan pada alat pemanas listrik dan kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet dan ekstraksi dipanaskan.
N-heksana : larutan, tidak berwarna
N-heksana dimasukkan kedalam soxhlet sampai larutan turun ke labu.
Volume pemakaian N-heksana : + 200 ml

4. Sampel direflux. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 4 jam.
Waktu ekstraksi : 4 jam
Volume N-heksana diperhatikan agar ekstraksi dapat terus berjalan.
5. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses pengulingan, kemudian dikeringkan.
Hasil ekstraksi :
Larutan dalam labu berwarna kuning à minyak/lemak
N-heksana : larutan, tidak berwarna

Hasil destilasi :
Destilat (N-heksana) : larutan, tidak berwarna
Larutan dalam labu berwarna kuning, didestilasi sampai hamper kisat/ sampai tidak ada tetesan pada penampung destilat. Kemudian didinginkan.
6. Ditimbang, catat beratnya.
Dihitung berat kadar lemak dan minyak dalam sampel.
Penimbangan labu + minyak/lemak
178,6604 gram
Mekanisme analisis lemak cara ekstraksi sederhana:
1. Sampel ditimbang sebanyak 5 g

Sampel : susu sari kacang ijo
Sampel : cair, coklat
Berat sampel = 5,0974g
Berat gelas kimia kosong = 32,9555g
2. Tambahkan pelarut kloroform-methanol (1:1) sebanyak 20 mL

3. Didiamkan beberapa menit, disaring, dan ditampung filtratnya

4. Filtrat dicuci oleh 20 mL aquadest

5. Digojog dan didiamkan sampai terpisah 2 bagian
Cairan coklat berada dibawahnya
6. Dibuang cairan atasnya, dicuci sebanyak 3 kali dengan aquadest

7. Tambahkan sedikit methanol dan kloroform untuk menghomogenkan ( lakukan dalam lemari asam)

8. Larutan yang diperoleh dikeringkan hingga lemak / minyak saja yang didapat
Berat gelas kimia+lemak = 32,9760g



E.     Perhitungan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data dan hasil sebagai berikut :
Penimbangan labu kosong :
Labu kosong
I
Gram
176,6823 g

Penimbangan sampel :
Sampel
I
Kemiri
5,0600 g
Penimbangan labu + minyak/lemak hasil ekstraksi :
Labu + minyak/lemak
I
Gram
178,6604 g
Berat minyak yang terkandung dalam sampel :
= 178,6604-176,6823 = 1,9781
·        Kadar minyak yang terkandung dalam sampel :
  x 100%
=  x 100%
= 39,09 %
·        Kadar minyak dalam sampel susu sari kacang ijo dengan cara ekstraksi sederhana :
(32,9760-32,9555) x 100%  = 0,40%
        5,0974


F.     Pembahasan

·        Pelarut yang digunakan adalah n-heksana dengan titik didih 60-80°C. N-heksana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.
·        Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu.
·        Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 4 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
·        Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.
·        Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak seharusnya dikeringkan didalam oven 105oC selama 30 menit hingga aroma heksana tidak tercium. Namun proses ini tidak dilakukan sehingga setelah proses penyulingan, sampel didinginkan dan disimpan didalam lemari asam untuk menghilangkan aroma heksana kemudian ditimbang berat lemak kasar dan dihitung kadarnya.




G.   Kesimpulan
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Satu sifat khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organic (misalnya ether, benzene, chloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air.
Hasil ekstraksi dari soxhlet ekstraktor ini disebut juga lemak kasar karena didalamnya selain lemak juga terdapat fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen lain yang ikut. Dari hasil praktikum, didapatkan hasil kadar minyak/lemak kasar yang terdapat dalam sampel kemiri adalah sebesar 39,09%. Dan dari hasil ekstraksi sederhana terhadap susu sari kacang ijo memiliki kadar minyak/lemak sebesar 0,40%.


















Daftar Pustaka






Tidak ada komentar:

Posting Komentar